Rabu, 05 September 2012

PURA BESAKIH

Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Di Pura Basukian, di areal inilah pertama kalinya tempat diterimanya wahyu Tuhan oleh Hyang Rsi Markendya, cikal bakal Agama Hindu Dharma sekarang di Bali, sebagai pusatnya. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dan semua pura yang ada di komplek Pura Besakih. Di Pura Penataran Agung terdapat 3 arca atau candi utama simbol stana dari sifat Tuhan Tri Mutri, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa yang merupakan perlambang Dewa Pencipta, Dewa Pemelihara dan Dewa Pelebur/Reinkarnasi. Pura Besakih masuk dalam daftar pengusulan Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1995.
    Sebelum Pura Besakih berdiri megah seperti sekarang, dahulu kawasan itu berupa hutan belantara. Binatang buas masih banyak hidup di sana. Ketika itu juga belum ada Selat Bali yang kini dikenal dengan nama Segara Rupek. Daratan Bali dan Jawa dahulu kala konon masih menjadi satu, belum terpisahkan laut. Itulah sebabnya, daratan ini (Bali dan Jawa) sering disebut Pulau Dawa. Nama itu diberikan mungkin lantaran daratan ini panjang. Sebagaimana kita ketahui, kata “dawa” berarti panjang.

BENTENG ALAM PELINDUNG PURA BESAKIH 
 

Letusan Gunung Agung tahun 1963 yang menewaskan lebih dari 1.000 jiwa menyisakan beberapa ”keajaiban”, selain kisah petaka. Pura Besakih, yang saat itu disesaki ribuan warga Bali dalam perayaan Eka Dasa Rudra, selamat dari letusan.
Aliran awan panas dan lahar seperti menghindari Besakih, padahal desa-desa di sekitarnya hancur. Bahkan, pura terbesar di Bali ini telah bertahan dari serangkaian aktivitas vulkanik Gunung Agung selama ratusan tahun. Paling tidak sejak 600 tahun lalu, tidak ada catatan mengenai kerusakan Pura Besakih akibat letusan Gunung Agung.
Kama Kusumadinata, vulkanolog Direktorat Geologi Bandung yang berada di Bali selama erupsi Gunung Agung 1963, menilai, pembangun Pura Besakih mengetahui betul lokasi yang aman dari letusan Gunung Agung. Setelah mengeksplorasi bentang alam Gunung Agung, Kusumadinata berkesimpulan, Pura Besakih aman dari erupsi 1963 karena berada di belakang titik tertinggi Gunung Agung (3.142 mdpl), sementara aktivitas vulkanik terjadi di kaldera yang bersisian dengan puncak.

Label: